Tampilkan postingan dengan label english goes to kampung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label english goes to kampung. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Mei 2019

Profil | Asty Kulla | inisiator EGK

#buletinOSA
#profil Asty Kulla hasil wawancara online pada maret 2018
.. English Goes to Kampung..
.
BY ASTY KULLA : Sebuah visi berangkat dari sekeping hati. Tetapi hati yg bagaimana?
Yah, sekeping hati yg berkepedulian, sekeping hati yg berperasaan, sekeping hati yg berpekaan, sekeping hati yg bersedia memberi diri, sekeping hati yg berkasadaran totalitas.
.
BY ASTY KULLA : Saya merasa layak utk terus memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan semampu & sebisa dilakukan meski sering dianggap menjilat karena rendah diri dihadapan sampah berserakan & orang2 kecil.
Saya belajar lebih peka & menghargai setiap sesi kehidupan dgn mengajak banyak jiwa utk peduli terhadap bangsanya.
Saya merasa seperti Ibu terindah dari anak2 dgn keunikannya masing2 saat suara2 cilik mulai berirama syahdu ditelinga.
Saya merasa perempuan paling istimewa saat dihiasi wajah2 polos penuh antusias.
Saya merasa terpanggil utk melayani mereka meski tidak sempurna.
.
Mengapa demikian?
Sejak 3 tahun lalu keliling 4 pesisir pantai selatan & akhirnya bertumpu di Kere We utk mengajarkan anak2 Bahasa Inggris, membentuk pola pikir anak2 melalui Mental & Moral education, social skill, life skill mulai berbuah baik.
Akhirnya 2 tahun lalu saya coba mulai bersama ke 6 adik2 les rumahan utk berkeliling kampung di Lamboya Bawa dgn tujuan mengajak sahabat2 cilik utk belajar sambil tour to Kampung juga mencintai lingkungan Kampung dgn memungut sampah2 plastik, belajar tentang keunikan2 rumah budaya sumba & memantau aktivitas para orang tua yg semuanya masih alami. Bahkan semua media & metode pembelajaran kami sesuaikan apa yang ada disekitar kampung. Menantang & menarik memang, jadi sekarang sudah 4 desa di Lamboya yg anak2nya mendapat kesempatan utk belajar melalui aktivitas English Goes to Kampung.
Lalu, muncullah sebuah motivasi untuk BERPIKIR SECARA GLOBAL, BERTINDAK SECARA LOKAL (Think Globally, Act Locally) lewat Bahasa Inggris Masuk Kampung.
Ditambah lagi ditampar begitu keras oleh tawaran dunia pariwisata di Sumba yg mata dunia semakin mengekor panjang untuk melihat Sumba lebih dekat...
Kondisi inilah yg mengajak hati utk mempersiapkan diri agar generasi kita tdk shock & kaget saat bola dunia sudah depan kita.
Miris saat ke kampung2 masih banyak anak2 sekolah maupun tdk yg masih sulit ramah kepada wisatawan lokal maupun mancanegara & masih ada attitude lain yg cukup memprihatinkan.
Ini adalah contoh kecil bahwa mental kita perlu diasa sejak dini. Siapa yg harus bergerak, tentunya kita semua yg punya hati untuk Sumba tercinta ini.
.
Saya melihat ini sebagai sesuatu yang sangat POSITIF untuk Sumba, menjadi LILIN UNTUK SUMBA dengan energi positif yang kita bisa bagikan. Teruslah bersinar untuk OSA2 yang kita cintai..






Salam OSA.