Tampilkan postingan dengan label literasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label literasi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Mei 2019

Profil | Komunitas Literasi Bergerak Sumba Tengah

Buletin OSA
.
Si Pembuka Pintu
.
Sudah tahu atau pernah dengar tentang Komunitas Literasi Bergerak Sumba Tengah atau yang biasa disingkat KLBST? Jadi KLBST adalah salah satu komunitas yang ada di Sumba Tengah dan bergerak di bidang literasi. Komunitas ini terdiri dari anak muda Sumba yang mau memberi diri untuk menjadi relawan. Inisiator komunitas ini adalah Ibu Ersy Prihartini Rambu Awa, seorang ASN aktif di Sumba Tengah yang merasa ikut bertanggung jawab dengan kondisi literasi di Sumba sesuai penelitian ACDP.

Komunitas ini biasanya berkegiatan di akhir minggu. Anak muda anggota komunitas biasanya berkumpul di rumah Ibu Ersy yang dijadikan basecamp dan tempat ngupi-ngupi para relawan. Mereka ketempat yang sudah ditargetkan membawa buku bacaan untuk anak - anak dalam tenggang waktu beberapa minggu dan kemudian membentuk taman baca di tempat tersebut. Kadang - kadang, bermodalkan jaringan dari relawan mereka membuat kegiatan yang berhubungan dengan pola hidup bersih dan sehat. Anak muda Sumba yang tergabung sebagai relawan itu terdiri dari bermacam - macam profesi. Termasuk didalamnya profesi perawat.


Solviana Deak, salah satu relawan yang baru bergabung di KLBST tahun lalu, berhasil mengikuti Youth Action Forum (YAF) di Jakarta yang di selenggarakan oleh United In Diversity mewakili KLBST dan merupakan satu-satunya peserta dari Sumba. Bersama dengan kurang lebih 60 anak muda dari seluruh Indonesia yang sudah malang melintang di komunitas. Kegiatan YAF ini akhirnya membuka jaringan baru bagi KLBST melalui anak muda yang ikut dalam kegiatan tersebut.
Selain bergerak dalam kegiatan literasi, KLBST juga sedang memulai bisnis sosial melalui penjualan kopi Sumba untuk membantu kegiatan yang dijalankan. Selain bergiat bersama anak-anak di beberapa tempat, KLBST juga sering mengadakan berbagai diskusi. Diskusi dengan tema yang beragam mulai dari literasi, perdagangan manusia, hingga kesempatan melamar beasiswa dibuat dengan tujuan merangsang kreativitas dan sikap kritis para relawan muda terhadap kejadian sosial yang ada di sekitar.Berbagai ide diskusi sedang dipersiapkan untuk segera dilaksanakan dengan harapan semakin banyak anak muda yang terlibat.

Bagi Solviana Deak, bergabung dalam komunitas sebagai relawan sesungguhnya bukan hanya untuk eksis atau sekadar mempercantik CV. Atau juga sekadar selfie dan di upload di media sosial. Terpilih untuk mengikuti kegiatan yang lebih besar, itu hanya bonus.

"Menjadi relawan bukan hal yang main - main. Karena kita harus menyediakan waktu,tenaga dan pikiran. Komitmen adalah yang paling utama. Karena itu juga bagian dari melayani." demikian kata Solviana Deak ketika menyatakan kebanggaannya sebagai volunter.



Salam OSA.